PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MENURUT JOHAN HEINRICH PESTALOZZI
A.
Biografi
J.H Pestalozzi
Johan Heinrich
Pestalozzi lahir di Zurich, Swiss pada
tanggal 12 Januari 1746, dan meninggal di Brugg pada tanggal 17 Februari 1827.
Ayahnya seorang dokter ahli bedah terkemuka berbangsa Italia yang beragama
Protestan , namun beliau meninggal ketika Johan berusia lima tahun. Dengan
demikian Johan tumbuh dan besar di bawah asuhan ibunya. Pengajaran pertama dia
dapat dari kakeknya yang seorang pendeta.
Pada masa
kecilnya, Pestalozzi merupakan anak yang tidak begitu tertarik dengan
tugas-tugas belajar yang menggunakan metode menghafal di sekolah, tetapi dia
lebih berminat dengan tugas-tugas yang menggunakan daya imajinasi. Kelainan
sifatnya itu dipengaruhi: (1) selama
masa kanak-kanak, keadaan tubuh Pestalozzi lemah sehingga menyebabkan dia
sering sakit-sakitan. Hal ini kemudian menyebabkan (2) dia tidak dapat bergaul dan bermain seperti anak laki-laki pada
umumnya dan lebih merasa aman dalam hubungan dengan ibunya. (3) Di samping itu, fakta bahwa tidak
adanya tokoh laki-laki yang mengambil peran dalam keluarga Pestalozzi, membuat
dirinya hidup dalam dunia khayalan. Alhasil, Pestalozzi tampak memiliki
kelainan sifat yang berbeda dengan teman-teman sebayanya, sehingga akhirnya dia
dijuluki Heinrich Bodoh dari Kota Aneh.
Di desa dia
melihat masyarakat yang miskin dan menderita. Inilah yang mengilhami Pestalozzi
labih mengedepankan tujuan dari pada pendidikan. Cinta kasih dan perhatiannya
kepada rakyat miskin dan anak-anak itulah yang membuat Pestalozzi kemudian
dinamakan bapak sekolah rakyat atau pendidik rakyat. Tujuan pendidikan Pestalozzi adalah mengangkat
derajat status sosial umat manusia denagn mengembangkan semua aspek
individualnya, yaitu: otak, tangan dan hati. Pendidikannya bersifat
kontinyu, wajar dan spontan.
B.
Pendidikan
dan Karir
Pendidikan yang
ditempuh johann Heinrich Pestalozzi dimulai dengan memasuki Sekolah Dasar ,
sekolah Menengah, kemudian memasuki Collegium
Carollinum yaitu sebuah sekolah lanjutan yang didirikan ada abad 8 kemudian
dibangkitkan kembali pada abad 17. Sebagai sekolah Humanist oleh seorang tokoh
pembaharu agama yang liberal dan Sarjana Klasik yaitu Ulrich Zwingli.
Di Akademi
Pestalozzi belajar Bahasa dan Sastra Yunani, Yahudi, Sejarah, Retorika serta
Filsafat dibawah bimbingan professor yang berpikiran progresif
beliau terus mendorong dan mendukung idealism dan minat Pestalozzi
terhadap reformasi social.
Dia membaca
karya-karya Rosseau dan secara periodik menulis essay tentang politik dan
masalah-maslah social yang disponsori oleh anggota fakultasnya,berkat
tulisannya itu beliau dijuluki seorang radikal oleh kalangan penguasa
pemerintah konservatif.
Karena pengaruh
tulisan Rosseau yang melukiskan pengacara sebagai pemungut bayaran, dan bertani
sebagai pekerjaan alami yang ideal beliau menghentikan rencananya berkarir
dalam bidang hukum dan memutuskan menjadi seorang petani. Setelah selama
setahun mendapat pelatihan mengenai pertanian di Canton Of Berne Swiss bagian Barat . Tahun 1768 dia mampu membeli tanah dan mulai
melakukan percobaan pengolahan tanah dengan metoda yang telah dikembangkan.
Tetapi karena kegagalan dalam pengelolaan keuangannya pertanian ini ditutup
pada tahun 1774. Beliau mengubah pertanian yang telah diberi nama Neuhoff (New Farm) menjadi sekolah
dasar bagi anak- anak terlantar dari petani-petani miskin.
Pada awalnya
sekolah ini memiliki 20 orang siswa kemudian bertambah menjadi 50 orang anak
laki-laki dan anak perempuan. Pola belajar yang diterapkan merupakan perpaduan berkebun, memasak, menjahit,dan
kelompok diskusi dengan belajar Three Rs (menulis, membaca, dan berhitung) juga
kajian Injil.
Tahun 1780
sekolah ini ditutup karena kekurangan dana padahal anak-anak telah mencapai
kemajuan dan kesejahteraan yang menakjubkan, cukup makanan dan pakaian, pengetahuan
keterampilan kesehatan dan karakternya yang terus berkembang.
Untuk menopang
hidupnya Pestalozzi menjadikan menulis sebagai karir.Tahun 1780 ia menulis
artikel pada sebuah jurnal The Evening Hours Of A Hermit
yang isinya memerinci prinsip-prinsip pandangan pedegogik dalam
bentuk aporisma.
C.
Tujuan Program Pestalozzi
Program-program Pestalozzi bertujuan membantu meletakkan
dasar pendidikan pra-sekolah kearah perkembangan sikap dan perilaku,
pengetahuan, keterampilan ,kreativitas dan daya cipta tinggi yang diperlukan
oleh anak usia dini dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk
pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Program-program tsb mengantisipasi
masa emas anak (1-6 tahun) yang memerlukan stimulasi dan rangsangan yang
disesuaikan dengan kelompok usia dan temanya dibuat menurut tuntutan jaman.
D.
Fungsi Program Pestalozzi
Berdasarkan
tujuan di atas dan mengingat pentingnya pendidikan anak sedini mungkin maka
program Pestalozzi berfungsi untuk :
1.
Memperkenalkan
anak dengan dunia dan alam sekitarnya;
2.
Memperkenalkan
peraturan dan menanamkan disiplin diri pada anak;
3.
Menanamkan
rasa percaya diri dan fleksibilitas anak (pembentukan karakter);
4.
Mengembangkan
kemampuan yang dimiliki oleh anak sesuai dengan tahap perkembangannya.;
5.
Mengembangkan
kemampuan anak bersosialisasi /bermasyarakat;.
6.
Memperkenalkan
anak kepada 9 jenis intelegensia menurut Gardner (Multiple Intelligences)yaitu
kecerdasan linguistik, logis-matematika,kinestetik, visual-spasial (ruangan),
bermusik, interpersonal, intrapersonal, naturalis dan kecerdasan moral;
7.
Memberi
anak kesempatan yang luas untuk tetap menikmati masa bermainnya.
E.
Dasar Pendidikan Teologis
Dalam pandangan teologisnya, Pestalozzi memberikan
penjelasan bahwa untuk menentukan sebuah metode pendidikan yang baik, perlu
didasarkan kepada beberapa point, antara lain:
1. kepercayaan kepada Allah
(dalam memahami ini, Pestalozzi memberikan penggambaran bahwa manusia perlu
bersandar kepada Allah sebagai pencipta dan awal dari segala pengetahuan).
2. Alam sebagai pedoman
(pemaparan tentang point ini lebih kepada penalaran kita dalam menyesuaikan
proses belajar kita kepada irama alami).
3. Yesus dalam pelayanan kepada
sesama dilihat sebagai contoh ideal.
4. Manusia memiliki jati diri
dan tugas selama hidup di dunia, yang dibagi kedalam lima point:
a. Sebagai makhluk yang memiliki
kepercayaan di mana di dalamnya memiliki pengalaman beriman secara pribadi
b. Yang memiliki sifat-sifat
alamiah
c. Merupakan makhluk social
d. Bermoral
e. Memiliki sifat ilahi.
F. Peran Pengajar
Pestalozzi memberikan beberapa point yang dianggap penting
dari hasil pengamatannya tentang tugas dari seorang pengajar, antara lain:
1. Pengajar bertugas memberikan
pengetahuan baru jika naradidik sudah memahami pengetahuan yang telah diberikan
sebelumnya
2. pengajar bertugas memberikan
tugas belajar dalam ruang lingkup yang terbatas dan terarah agar naradidik
dapat focus
3. memanfaatkan pancaindera yang
dimiliki naradidik dalam proses belajar-mengejar
4. mengelompokkan dan menggunakan
tiga point penting dalam mengajar, yaitu: jumlah, bentuk, dan bahasa
5. mengembangkan nalar berpikir
naradidik dalam menerima sebuah pengetahuan
6. melalui pengembangkan nalar
berpikir naradidik dituntut untuk memupuk perasaan dan penghargaan terhadap
alam sekitarnya
7. menempatkan pengalaman
jasmani dan akal dalam pengalaman moral dan rohani.
G. Peranan Orang Tua
Pestalozzi juga menekankan
satu point yang penting dalam pendidikan, yaitu peran orangtua sebagai pengajar
pertama yang didapatkan naradidik. Bagi Pestalozzi, orangtua haruslah berperan dalam
menanamkan iman dalam diri naradidik melalui kasih sayang yang diberikan
dirumah. Melalui pengalaman ini, orangtua dapat memberikan sebuah contoh
yang nyata dalam perlakuan mereka kepada naradidik yang dapat memberikan
gambaran bahwa beginilah kasih Allah kepada manusia. Sehingga harapan dari
Pestalozzi bahwa naradidik juga dapat membawa pengalaman imannya kedalam ruang
pembelajaran dikelas. Di mana proses pembelajaran yang ditawarkan oleh
Pestalozzi bukanlah proses pembelajaran yang sudah ada dan telah baku, akan
tetapi Pestalozzi memulainya dengan pengalaman-pengalaman dan kemudian
berefleksi atas semua pengalaman-pengalaman itu.
H. Metode
Dengan memakai metode
pengalaman, maka Pestalozzi dalam merumuskan dasar-dasar kurikulumnya
menggunakan akal, tubuh dan hati,
sebagai tiga point yang penting dalam proses pembelajaran yang dianjurkan oleh
Pestalozzi dengan memanfaatkan pancaindera dari naradidik. Oleh sebab itulah,
Pestalozzi berharap agar pendidikan ini dapat dirasakan oleh setiap anak tanpa
memandang status sosialnya. Kesetaraan dalam menerima pendidikan itulah yang
sebenarnya menjadi point penting yang diinginkan oleh Pestalozzi bagi
anak-anak, karena semua ini merupakan sebuah dobrakan yang diberikan agar
pendidikan dapat dirasakan oleh semua golongan masyarakat.
Dasar metodenya adalah:
w
Impression atau pengamatan
w
Ekspresi dalam bentuk bahasa, benda-benda, bilangan
atau hitungan dan moral
w
Asas didaktik yang pokok adalah asas keberupaan.
Yang mana apaa-apa yang akan diajarkan kepada anak harus terlebih dahulu
diperagakan atau diperlihatkan kepada anak. Jadi sifat
dari pendidikan Pestalozzi adalah pengajaran klasikal dan peragaan
Ide
Pestalozzi lainnya yang juga penting adalah Learning by Doing, belajar sambil
melakukan. Untuk ini guru harus dipersiapkan untuk tidak selalu “menyuapi” anak
didik terus menerus. Sedangkan belajar aktif menurut Pestalozzi mengharuskan
anak mencoba,
mengeksplorasi, mengobservasi, melakukan sendiri kegiatan sehari-hari.
Dengan melalui learning by doing barulah anak belajar yang sebenarnya.
Dalam pendidikan terdapat beberapa beberapa hal diantaranya:
1)
Dasar Pendidikan :
Dasar sosial, dasar psikologis.
2)
Tujuan Pendidikan :
Mempertinggi derajat rakyat dengan mengembangkan potensi jiwa anak secara
wajar.
3)
Isi Pendidikan :
Anasir-anasir dalam pengajaran berupa: bunyi, bentuk dan bilangan.
4)
Lembaga Pendidikan : Rumah
kerja, rumah yatim piatu, lembaga pendidikan.
5)
Metode Pendidikan :
Azas peragaan dan azas perkembangan.
minta referensinya dong kak
BalasHapus